BAHASA
ARAB DAN LITERATUR BERBAHASA ARAB
I. BAHASA ARAB
Bahasa Arab berasal dari rumpun bahasa-bahasa Semit (Semitic/Samiah) dan
mempunyai penutur terbanyak dalam rumpun bahasa ini. Anggota bahasa Semit
lainnya adalah Hebrew, Amrahic, Akkadian (sudah punah),
dan Aramiki (Aramaic). Prof.
Azhar Arsyad dalam buku Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, mengemukakan
bahwa bahasa ini digunakan secara resmi oleh kurang lebih 20 negara. Di
Semenanjung Arabia bahasa Arab adalah bahasa resmi negara Oman, Yaman, Bahrain,
Kuwait, Arab Saudi, Emirat Arab, dan ke utara, Jordan, Irak, Syria, Libanon,
dan Palestina. Di Afrika, ia menjadi bahasa resmi di Mauritania, Maroko, Aljazair,
Libya, Mesir, dan Sudan.[1] Pada
masa kini Bahasa Arab telah menjadi bahasa resmi PBB bersama bahasa Inggris,
Prancis, Rusia, Spanyol dan Cina.[2]
Penyebaran agama Islam ke seluruh penjuru dunia
menjadikan tersebarnya bahasa Arab dalam lingkup internasional. Setiap pemeluk
Islam harus menggunakan bahasa Arab dalam beribadat meskipun tidak memahami
artinya, seperti bacaan al-Qur’an dan bacaan yang lain. Tidak hanya terbatas
dalam peribadatan, bahasa Arab dan agama Islam menjadi kajian akademik di
negara-negara yang banyak pemeluk Islamnya seperti di Indonesia. Bahkan
berbagai universitas di Barat juga membuka kajian Arab/Islam.
Keberadaan bahasa Arab di Indonesia juga berkaitan dengan agama Islam
yang dianut oleh mayoritas penduduknya. Kita melihat bahasa Arab diajarkan pada
level pendidikan dasar di madrasah dan pesantren hingga perguruan tinggi. Di
masyarakat, dan terutama di lembaga-lembaga pendidikan terdapat ribuan
literatur berbahasa Arab yang menjadi rujukan dalam mempelajari Agama Islam. Di
kalangan pesantren dikenal istilah kitab kuning untuk menyebut referensi
berbahasa Arab yang biasanya dicetak menggunakan kertas berwarna
kekuning-kuningan.
II. LITERATUR BERBAHASA ARAB (LBA)
Dalam konteks matakuliah DBLA digunakan istilah
Literatur Berbahasa Arab atau LBA (yang barangkali lebih mudah dipahami
daripada Literatur Aksara Arab) yang harus memenuhi 2 kriteria:
1. Literatur ditulis dalam bahasa Arab, dan
2. Menggunakan aksara atau tulisan Arab
Kriteria ini membatasi pada literatur yang ditulis
dalam bahasa Arab, bukan bahasa lain meskipun dalam tulisan Arab. Buku
dengan tulisan Arab berbahasa Melayu atau Jawa tidak termasuk LBA. Selain
bahasa, karya tersebut harus ditulis menggunakan aksara Arab. Karena itu
tidak termasuk LBA karya terjemahan ke dalam bahasa selain Arab, serta karya
dalam tulisan (transliterasi) Latin, Cina, Jepang, Jawa dan sebagainya meskipun
bunyinya berbahasa Arab.
LBA tidak dibatasi pada karya oleh pengarang dari
negara manapun, jadi tidak memandang ia berkebangsaan Arab atau bukan, baik
nama pengarang itu dalam bahasa Arab, Barat, Cina atau bahasa apa saja. Yang
pokok adalah bahasa dan tulisannya harus memenuhi 2 kriteria di atas.
Bagi pustakawan, LBA memiliki problem tersendiri yang secara garis besar
adalah permasalahan yang bersumber pada bahan pustaka dan permasalahan
yang bersumber pada pustakawan. Topik ini akan dibahas bagian berikutnya.
[1]
Azhar
Arsyad. Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya: Beberapa Pokok Pikiran. (Yogyakarta
: Pustaka Pelajar, 2004) hal. 2.
[2] Website PBB
menyediakan pilihan akses dalam lima bahasa resmi tersebut, dan untuk mengakses
informasi dalam bahasa Arab, alamatnya adalah http://www.un.org/ar.
0 komentar :
Posting Komentar